Baik buruknya perkataan yang kita ucapkan, dapat memberikan pengaruh pada Si Kecil. Terkadang tanpa sengaja, kita melontarkan kata-kata negatif yang justru dapat membuatnya kecewa atau bersedih sehingga hal ini akan berdampak pada psikologi anak. Yuk Bunda, kenali kalimat negatif apa saja yang sebaiknya tidak kita ucapkan pada anak.
Mungkin Bunda berpikir dengan kalimat semacam ini Bunda bisa memotivasi anak agar bisa bersaing dengan temannya. Faktanya, tidak semua anak akan memberikan respons yang sama. Ada anak yang merasa termotivasi sehingga ia akan berusaha lebih baik lagi dan ada pula yang justru merasa sedih. Mengucapkan kalimat seperti itu akan membuat anak berpikir bahwa Bunda lebih mengakui kemampuan temannya daripada ia sendiri. Selain merasa sedih, ini pun juga bisa menurunkan kondisi psikologi anak. Alih-alih berusaha lebih giat, ia akan semakin menarik diri karena kurang percaya diri akan kemampuannya.
Terkadang saat merasa jengkel pada anak dan emosi tak terbendung, kalimat seperti “dasar nakal” atau “dasar bandel” tak sengaja terlontar dari mulut orang tua. Perkataan ini selain cukup kasar, juga bisa membuat Si Kecil membenci Bunda, lho. Semakin sering Bunda memarahinya seperti itu, akan membuat Si Kecil semakin berpikir bahwa ia memang benar-benar nakal. Akibatnya, ia pun akan berperilaku seperti dengan yang Bunda ucapkan.
Saat mengerjakan pekerjaan rumah atau melakukan suatu hal yang kita anggap mudah tetapi Si Kecil tidak bisa melakukannya sendiri, beberapa dari kita mungkin ada yang keceplosan dengan melontarkan kata-kata di atas. Bunda, jangan samakan anak dengan orang dewasa yang dapat menyaring apa yang didengarnya. Si Kecil yang mendengarkan kalimat seperti itu akan bersedih dan kecewa. Mungkin kita mengucapkannya tidak benar-benar serius, tapi tidak untuk Si Kecil sehingga ini akan berpengaruh pada kondisi psikologi anak. Wajar jika anak mengalami kesulitan, Bunda sebagai orang tua harus membantunya tanpa membuatnya down.
Ini seolah Bunda menyalahkan Si Kecil. Anak yang jatuh pasti merasa sakit sehingga ingin lebih diperhatikan, bukannya mendapat makian seperti itu. Bunda, anak jatuh adalah hal yang wajar dan ia pun tidak ingin mengalaminya sehingga jangan mengucapkan kata yang justru membuatnya merasa bersalah. Jika Bunda ingin menyuruhnya hati-hati, katakan dengan lemah lembut, “Tadi gimana ceritanya kok bisa jatuh, dek? Lain kali harus lebih hati-hati, ya.”
Menakut-nakuti Si Kecil dengan kalimat di atas justru tidak akan membuatnya berkembang. Hindari kalimat bernada ancaman untuk melarang Si Kecil melakukan suatu hal. Jika Bunda melarang Si Kecil melakukan sesuatu, jelaskan padanya mengapa hal tersebut dilarang dengan bahasa yang mudah ia pahami. Ini akan membuatnya lebih mudah menerimanya. Melarang anak dengan ancaman tanpa alasan yang jelas justru akan membuat ia penasaran dan melanggar aturan tersebut. Selain itu, kalimat di atas juga akan membuatnya berpikir bahwa Bunda tidak akan menyayanginya lagi.
Ketika makan dan belepotan atau bermain di luar sehingga tubuhnya kotor, orang tua yang kaget melihat anaknya tersebut secara tidak sengaja akan melontarkan kata-kata di atas. Kalimat tersebut sebaiknya dihindari karena bisa membuat Si Kecil kecewa. Sebaiknya segera bersihkan dan jika memang Bunda tidak ingin ia bermain kotor-kotoran lagi, bicarakan padanya baik-baik, bukanya memarahinya. Sebisa mungkin hindari kalimat yang bernuansa menghina atau memojokkannya seperti di atas.
Mungkin beberapa dari kita pernah mengucapkan kata-kata di atas tanpa sengaja. Setelah Bunda tahu dampaknya terhadap psikologi anak, maka sebaiknya hentikan kebiasaan tersebut mulai dari sekarang, ya, karena tidak sedikit orang tua yang tidak sadar bahwa kondisi psikologi anak yang kurang stabil disebabkan karena perilaku sendiri.
Featured image credit: joyceliu78 (pixabay.com)
verawati22sianipar
❤️❤️